Kebanyakan bunga yang ditanaman di halaman rumah saya berwarna merah. Mereka adalah mawar, dahlia, soka, nusa indah, tapak dara, euforbia dan kastuba. Yah, tidak semuanya benar-benar berwarna merah sih, ada juga yang berwarna pink. Tapi karena merah dan pink tidak begitu jauh tautannya, anggap saja semua merah.
Cerita tentang mawar bisa dibaca di sini, sedangkan dahlia di sini. Sisanya akan saya paparkan satu-satu di bawah.
1. Soka
Tanaman ini sudah ada sejak lama. Mungkin ada 10 tahun. Warna bunganya merah keoranye-oranyean. Batangnya mampu tumbuh tinggi. Bentuk bunganya kecil-kecil seperti paku dan menggerombol, dan di tiap bunga ada benang sarinya. Sayang, di rumah saya tanaman ini susah sekali berkembang biak, jadi saya tidak bisa menanamnya di tempat lain.
2. Nusa Indah
Ini bunga favorit mama. Mama kepengin bunga nusa indah yang ada di rumah paman. Tapi katanya menanam bunga ini tidak mudah. Harus diokulasi (atau dicangkok?), tidak bisa asal batangnya ditancapkan. Jadi oleh paman, kami diberi hasil okulasi (atau cangkokan?) nusa indah. Ditanamnya di dalam pot plastik bekas minyak.
Setiap hari kami siram tanaman itu sampai tumbuh tunas-tunas daun kecil dan berbunga. Mahkotanya berwarna merah kepink-pinkan dan tampak lembut dengan bulu-bulu halus di permukaannya. Segera setelah itu kami pindahkan nusa indah ke tanah, dekat pagar. Dan lihatlah hasilnya. Bahkan bunganya bisa lebih banyak dari daun.
3. Tapak Dara
Dulu banget sebelum rumah direnovasi waktu saya kecil, ada tanaman tapak dara di halaman depan. Ukurannya terbilang besar dan bunganya banyak. Saya sering memetik bunga itu dan mengambil benang sarinya, yang kemudian saya taruh di pergelangan tangan dan saya tiup pelan-pelan, pura-puranya jarum jam.
Ketika rumah direnovasi, tapak dara dibabat habis. Benar-benar tidak menyisakan batangnya. Kemudian tiga tahun lalu saat sedang gemar berkebun, kakak ipar saya memberi bibit bunga ini. Saya pun merawatnya sampai ukurannya besar.
Namun ditanam di dalam pot membuat tapak dara sulit tumbuh subur, sehingga akhirnya saya tanam di tanah dekat pagar. Alhasil, tapak dara tumbuh subur sekali. Lihat saja bunganya banyak begitu. Dan menanam tanaman ini sebetulnya sangat mudah. Letakkan saja satu kuntum bunganya di atas tanah, siramlah dengan rutin. Niscaya akan tumbuh tanaman baru.
4. Euforbia
Awalnya saya kurang menyukai bunga yang satu ini. Batangnya berduri seperti kaktus. Tapi karena kakak ipar saya memberikannya secara sukarela, ya sudah saya rawat di rumah. Dan ketika melihat tanaman ini di rumah orang lain berbunga lebat dengan warna yang sangat mencolok, saya tergiur. Saya berharap euforbia milik saya juga berbunga seperti itu.
Sekarang bunga ini berbunga lumayan banyak. Namun tetap tidak seindah euforbia yang pernah saya lihat di rumah orang. Daunnya sedikit dan bunganya tetap kecil.
5. Kastuba
Ide menanam tanaman ini berasal dari kakak ipar saya. Kemudian kami menemukannya tumbuh di tanah kosong depan rumah. Saat itu pucuk kastuba sedang merah. Dengan bantuan paman, kami mengambil beberapa batang dahannya dan menanamnya di halaman.
Kastuba sebetulnya tidak memiliki bunga. Ia hanya memiliki daun dengan beberapa bulatan kecil di pucuknya. Saya kurang memperhatikan bulatan-bulatan itu sih. Yang saya tahu, pucuk kastuba kerap sekali berwarna merah.
Bahkan pernah suatu waktu, seluruh daun kastuba berwarna merah. Terutama sekali kastuba yang ditanam dekat pagar. Bisa dikatakan kastuba di sana tumbuh dengan leluasa karena tidak terhalang pohon apapun.
Saya bukanlah tukang kebun yang baik. Bener lho, saya merawat hampir semua tanaman di rumah sesuka saya. Disiram, selalu. Dipupuk, kadang-kadang. Pupuknya berupa sampah organik atau kotoran kelinci.
Dan saya tidak berambisi menanam semua bunga berwarna merah. Kalau bisa, saya ingin menanam bunga-bunga lain dengan warna mahkota yang berlainan. Saya ingin menanam aster, bunga matahari, dan entah bunga apa lagi yang saya tidak hafal namanya.
Berkebun juga bukanlah hobi saya. Tetapi saya pikir tidak ada ruginya juga menyentuh tanah dengan tangan sendiri dan menancapkan batang tanaman atau menaburkan benih bunga di atasnya. Siapa yang tidak mau punya rumah dengan halaman yang cantik dan asri? Apalagi buat mereka yang sehari-harinya begelut dengan barang-barang elektronik, misalnya komputer. Berkebun adalah refreshing mata.
Note: Kalau ada informasi saya yang salah, sila koreksi di boks komentar.
Euh, saya gak paham nama2 dan jenis bunga, tapi setelah melihat foto2 di atas, saya merasa sering melihat bunga nomor 3, 4, dan 5. 🙂
Yang nomor satu juga sebenernya banyak. 🙂